Hosting Unlimited Indonesia
BTCClicks.com Banner

misteri negri ophir yang kaya akan emasnya konon katanya ada disumatra

Ophir is in Sumatra Island. At the ancient time Sumatra called in Sanskrit as Swarna Dwipa (Island of Gold) and Swarna Bhumi (Land of Gold). There are mountain in west Sumatra called Ophir and now called Mt. Talamau. Negeri Ophir (baca: Opir) atau kadang disebut juga Ofir, adalah suatu negeri atau wilayah yang dikatakan kaya emas, alam dan barang berharga lainnya, yang merupakan negeri asal dari emas dan perhiasan yang diterima Nabi Sulaiman AS (Raja Salomo / King Solomon) dari Raja Hiram (Hirom atau Huram) yang bekuasa antara 980–947 SM, yaitu seorang Raja dari Kerajaaan Fenisia (Phoenician) dari Tirus (Tyre) sebuah wilayah yang sekarang berada di selatan Libanon. Keterampilan maritim yang terkenal dari bangsa Fenisia (Phoenician) mengejutkan Raja Salomon (973 – 33 SM), kemudian dia meminta Raja Hiram dari Tirus untuk mengiriminya tukang kayu Fenisia dan pelaut veteran untuk bergabung dengan armadanya ke tanah Ophir pada tahun 945 SM. Tidak ada kepastian pasti mengenai lokasi tanah Ophir. Lokasi geografis Ophir digambarkan dengan cara yang persis sama dengan Tanah Punt (The Land of Punt), namun menurut penelitian Tanah Punt berada di Pulau Enggano, di lepas pantai Bengkulu. Kedua negara itu, Punt dan Ophir, berada “jauh, ke tenggara”, dimana kapal mulai berlayar dari pelabuhan di Laut Merah, menuju ke timur dan pelayaran berlangsung selama tiga tahun dalam kedua misi tersebut. Barang-barang yang dibawa orang-orang Mesir dari Ophir kurang lebih sama dengan yang dibawa dari Punt dan pelabuhan lainnya. Raja Salomon menerima kargo emas, perak, “kayu algum”, batu mulia, mutiara, gading, kera dan burung merak setiap tiga tahun. Dimana tepatnya letak atau keberadaan negeri yang bernama Ophir ini, masih merupakan kontroversi dan misteri di kalangan para ilmuwan dunia hingga detik kini. Sejauh ini para ahli arkeolog, teolog, sejarawan dan para ahli dan peneliti lainnya memiliki beberapa teori tentang dimana letak, lokasi, posisi serta keberadaan Negeri Ophir yang kaya emas dan masih misterius ini. Nabi Sulaiman AS atau Raja Solomon (990-931 SM), mulai berkuasa menjadi raja sekitar 970 – 931 SM. Negeri Ophir dikisahkan dalam Kitab Suci Negeri Ophir disebutkan dalam beberapa kitab wahyu. Yahudi Dalam dalam kitab Yahudi, Kitab-1 Raja-raja pasal 9, diterangkan bahwa Raja Salomon (Nabi Sulaiman AS), menerima 420 talenta emas dari raja Tirus yang bernama Hiram. Raja Hiram dari Tirus memberikan harta tersebut karena Raja Hiram merupakan raja bawahan Raja Solomon. Diceritakan bahwa emas upeti tersebut didapatkan dari negeri yang disebut sebagai Ophir atau Ofir yang hingga kini masih misterius letaknya, yaitu suatu negeri yang diberkati Tuhan dengan kekayaan emas dan kesuburan tanahnya. Sebuah bagian dapat dikutip dari Yosefus (Josephus) di zaman purba orang-orang Yahudi / Antiquity of the Jews (93/94 M) dalam berbicara tentang kepemimpinan yang diserahkan kepada Raja Salomon oleh Hiram dari Tirus. Raja Salomon memberikan perintahnya agar mereka harus pergi bersama dengan pelayannya ke negeri yang sebelumnya bernama Ophir, tapi kemudian bernama “Aurea Chersonesus”, untuk mengambil emas. Dari sini dia membuat pernyataan yang pasti, bahwa Ophir dan Aurea Chersonesus adalah satu atau sama. Nasrani Ophir juga disebutkan dalam Alkitab Nasrani, pada 1 King 9:28; 10:11; 22:48;1 Chronicles 1:23; 29:4; 2 Chronicles 8:18; 9:10; 22:24; 28:16 danIsaias 13:12; adalah pelabuhan atau wilayah yang terkenal dengan kekayaannya. Raja Salomon (Nabi Sulaiman AS) menerima kargo emas, perak, kayu cendana, mutiara, gading, kera, dan burung merak dari Ophir setiap tiga tahun. Keberadaan Biblical Eldorado of the Land of Ophir (Penatua Biblika dari Tanah Ophir) (I Kings 10:11, II Chronicles 9:21) diyakini sebagai tujuan akhir suku-suku yang hilang Israel. Dalam Genesis 10 / Kejadian 10 (Table of Nations) dikatakan sebagai nama salah satu putra Joktan. Joktan atau Yoktan adalah anak kedua dari kedua putra Eber, cucu besar Sem, anak Nabi Nuh AS. Dalam literatur pra-Islam, Ophir disebutkan dalam tiga sumber Arab dan Ethiopia pra-islam: Kitab-al-Magall (The Kitab-al-Magall), Gua Harta Karun (The Cave of Treasure), dan Konflik Adam dan Hawa dengan Setan (the Conflict of Adam and Eve with Satan). Kitab al-Magall menyatakan bahwa pada zaman Reu, seorang raja Saba (Sheba) bernama “Pharoah” atau Firaun, menganeksasi Ophir dan Havilah ke dalam kerajaannya, dan “membangun Ophir dengan batu-batu emas, karena batu-batu pegunungannya adalah emas murni “. Islam Di dalam Al-Qur’an, walau Negeri Ophir tak disebut, namun dalam Al-Quran pada surat 21 yaitu Surah Al-Anbiyaa’ (Nabi-Nabi) pada ayat 81 disebutkan: walisulaymaana alrriiha ‘aasifatan tajrii bi-amrihi ilaa al-ardhi allatii baaraknaa fiihaa wakunnaa bikulli syay-in ‘aalimiina. “Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Anbiyaa’ 21: 81) Memang tak disebutkan negeri Ophir dalam ayat Al-Quran diatas, namun ayat itu menerangkan keterkaitan antara kapal-kapal armada Nabi Sulaiman AS dengan sebuah wilayah atau negeri yang diberkati, dan bahwa kapal-kapal Nabi Sulaiman A.S. berlayar ke “tanah yang Kami berkati atasnya” (al-ardhi allatii baaraknaa fiihaa). Pada masa kini diperkirakan nilai upeti emas yang diberikan kepada Nabi Sulaiman A.S., atau Raja Solomon tersebut senilai lebih dari US$60 trilyun dollar Amerika atau US$60 trillion. Misal jika di rupiahkan dengan kurs US$ 1 dollar AS = Rp. 13.000, maka sebesar Rp. 780.000 trilyun, atau Rp.780 kuadriliun! Nah, pusing khan? Pada waktu itu, mungkin saja dari seluruh negeri dan kerajaan di seantero planet Bumi ini, mungkin hanya Negeri Ophir yang mampu menghasilkan kekayaan sebesar itu. Tapi, dimanakah letaknya Negeri Ophir?